Salam Traveling!
Setelah
Asia dan
Eropa, sekarang kita menuju ke benua
Afrika. Dan destinasi pertama yang akan kita tuju adalah
Marrakesh.
Marrakesh (Marrakech) merupakan kota terbesar keempat di
Maroko setelah
Casablanca, Fez, dan Tangier. Secara geografis, kota ini terletak di wilayah tengah Maroko, di tepi utara Pegunungan Atlas yang selalu bersalju. Marrakesh merupakan ibu kota region Marrakesh-Safi. Dari Rabat, ibu kota Maroko, kota ini berjarak sekitar 327 km ke sebelah barat-daya; sedangkan dari Casablanca, kota ini berjarak sekitar 239 km ke sebelah selatan. Marrakesh pertama kali dibangun sebagai sebuah kota pada tahun 1062 oleh Abu Bakar ibn Umar. Pada masa lampau, kota ini menjadi 1 dari 4 kota penting di Kerajaan Maroko. Sama seperti kota-kota lainnya di negara ini, wilayah kota ini dulunya juga dikelilingi oleh tembok kota. Saat ini, area tradisional di dalam tembok kota tersebut dikenal dengan sebutan
Medina, sedangkan area modern di luar tembok kota dikenal dengan sebutan
Gueliz. Di Marrakesh terdapat bandara internasional
Marrakesh Menara Airport (RAK). Kota ini juga bisa dicapai dengan kereta dari Casablanca, Fez, Tangier, dan Oujda, melalui
Station Marrakesh.
Berikut beberapa landmark dan objek wisata yang sering dikunjungi oleh para traveler di Marrakesh:
1. Jemaa el-Fnaa
|
Jemaa el-Fnaa |
Jemaa el-Fnaa adalah sebuah lapangan dan pasar tradisional yang terletak di Old City Medina, Marrakesh. Dalam Bahasa Arab,
jemaa el-fnaa berarti
'jamaah yang fana'. Disebut demikian karena tempat ini selalu ramai dipenuhi oleh banyak orang, baik siang dan malam. Pada siang hari, lapangan ini biasanya dipenuhi oleh kedai-kedai yang menjual minuman tradisonal, topeng monyet, dan
snake charmer. Pada malam hari, lapangan ini semakin ramai dengan para
dancing-boys,
story-tellers, pesulap, dan tentu saja kedai-kedai yang menjual makanan dan pakaian. Karena keunikannya, tempat ini dimasukkan ke dalam
UNESCO Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Di sebelah lapangan ini, terdapat
souk (pasar tradisional) yang menjual barang kebutuhan sehari-hari yang juga sering dikunjungi oleh wisatawan.
2. Koutoubia Mosque
|
Koutoubia Mosque |
Koutoubia Mosque, juga dikenal dengan nama
Jami' al-Kutubiyah, merupakan masjid utama di kota Marrakesh. Masjid ini terletak di
Avenue Mohammed V, jalan yang menghubungkan wilayah Medina dan Gueliz. Dari
Jemaa el-Fnaa, masjid ini berjarak hanya sekitar 200 meter. Koutoubia Mosque pertama kali dibangun pada abad ke-12. Masjid berarsitektur tradisional Maroko ini memiliki sebuah minaret utama setinggi 77 meter. Oleh penduduk setempat, minaret masjid ini sering disandingkan dengan
Menara Eiffel di
Paris. Bangunan masjid ini dihiasi oleh jendela lengkung (
arch), lapisan keramik, arsitektur dekoratif, pada bagian menara terdapat
spire (puncak menara) dan
orb (bulatan di puncak menara), serta pada malam hari dihiasi oleh lampu dekoratif. Di sekitar masjid terdapat taman-taman dan
souk (pasar tradisional) yang menjual buku-buku Islami.
3. Majorelle Garden
|
Majorelle Garden |
Disebut juga dengan
Jardin Majorelle, terletak di
Rue Yves Saint Laurent, Gueliz.
Majorelle Garden merupakan botanical garden sekaligus artistic garden seluas 4,8 hektar. Taman ini didesain oleh seorang seniman
Prancis,
Jacques Majorelle, antara tahun 1920 hingga 1930, saat Maroko masih dikuasai oleh Prancis. Koleksi yang ada di taman ini antara lain artwork Majorelle Blue, koleksi tanaman terutaman kaktus, spesies burung endemik Afrika Utara, serta berbagai macam kolam dan air mancur. Di taman ini juga terdapat
Islamic Art Museum of Marrakech yang memiliki koleksi tekstil dari wilayah Afrika Utara dari
Yves Saint Laurent, pemilik taman ini sebelumnya, serta koleksi keramik, perhiasan dan lukisan karya
Majorelle. Entance fee MAD 50.
4. Bahia Palace
|
Bahia Palace |
Terletak di
5 Rue Riad Zitoun el Jdid.
Bahia Palace dulunya merupakan istana dengan 160 ruangan dan dikelilingi taman seluas 8 hektar. Dibangun pada akhir abad ke-19 dengan arsitektur khas Islam dan tradisional Maroko, dihiasi dengan ubin dan marmer. Di bagian tengah istana terdapat halaman luas (
courtyard) yang dilengkapi dengan kolam. Semua ruangan dalam istana menghadap ke halaman ini. Hanya 150 ruangan yang dibuka untuk publik.
Bahia sendiri merupakan nama salah satu istri sultan. Jika wisatawan datang dengan tour guide lokal, maka mereka bisa mendengar cerita tentang
Bahia dan istri-istri sultan yang lain yang tinggal di istana ini. Entrance fee MAD 10.
5. Dar Si Said Museum
|
Dar Si Said Museum |
Terletak di
Rue Riad Zitoun el Jdid, sekitar 5 menit perjalanan dari
Jemaa el-Fnaa. Sama seperti bangunan lain,
Dar Si Said Museum juga merupakan bangunan berarsitektur klasik khas Maroko. Museum ini menyimpan berbagai koleksi seni dan kerajinan dari zaman dulu seperti ukiran kayu, instrumen musik, karpet, pakaian tradisional, tembikar, dan keramik. Koleksi tersebut umunya berasal dari Marrakesh dan wilayah selatan seperti Tensift, High Atlas, dan Soussthe. Arsitektur museum ini hampir sama dengan Bahia Palace. Entrance fee MAD 25.
6. El Badi Palace
|
El Badi Palace |
Merupakan reruntuhan istana dan museum yang terletak di
Ksibat Nhass.
El Badi Palace dulunya merupakan istana miliki
Sultan Ahmad al-Mansur dari Dinasti Saadi yang dibangun pada tahun 1578. Bangunan istana ini memiliki arsitektur khas Maroko, dan memiliki halaman yang luas yang dilengkapi dengan teras, kolam, dan taman indoor. Di bagian bawah tanah istana juga terdapat lorong-lorong yang bisa ditelusuri. Tempat ini bisa dikunjungi mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Entrance fee MAD 10.
7. Saadian Tombs
|
Saadian Tombs |
Terletak di
Rue de La Kasbah, dekat
El Badi Palace, dan termasuk salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan di Marrakesh.
Saadian Tombs merupakan makam keluarga Sultan Ahmad al-Mansur dari Saadi Dynasty yang hidup pada tahun 1578 hingga 1603. Makam ini dulunya tersembunyi, ditemukan pada tahun 1917, kemudian direstorasi oleh Beaux-arts service. Bangunan makam ini memiliki arsitektur khas tradisional Morocco, dikelilingi oleh taman, dan dihiasi dengan ubin dan marmer. Makam ini bisa dikunjungi mulai pukul 8 pagi hingga 4 sore. Entrance fee MAD 10.
8. Ben Youssef Madrasa
|
Ben Youssef Madrasa |
Terletak di
Kaat Benahid.
Ben Youssef Madrasa dulunya merupakan madrasah (sekolah Islam) terbesar di Maroko. Nama '
Youssef' berasal dari nama Sultan Ali ibn Yusuf yang berkuasa di wilayah ini pada masa itu. Madrasah ini dibangun pada abad ke-14 bersamaan dengan
Masjid Ben Youssef yang terletak di sebelahnya. Di bangunan ini terdapat 130 ruangan asrama yang bisa menampung 900 pelajar. Sama seperti arsitektur bangunan lain di Maroko, di bagian tengah asrama juga terdapat halaman (courtyard). Madrasah ini ditutup pada tahun 1960 dan dibuka kembali sebagai situs sejarah pada tahun 1982. Entrance fee MAD 50.
9. Menara Gardens
|
Menara Gardens |
Disebut juga dengan
Jardin de la Menara.
Menara Gardens terletak di
Ain Mezouar, di sebelah barat Marrakesh dan merupakan pintu gerbang ke
Atlas Mountain. Taman ini dibangun pada abad ke-12 oleh penguasa Almohad, Abd al-Mu'min. Dinamakan '
Menara' karena di taman ini terdapat sebuah pavilion dengan atap berbentuk piramid (
menzeh) berwarna hijau, yang menyerupai menara. Pavilion ini dibangun pada abad ke-16 oleh Saadi Dynasty dan direnovasi oleh Sultan Abderrahmane untuk digunakan sebagai tempat tinggal pada saat musim panas. Di taman ini juga terdapat danau buatan yang dikelilingi kebun buah-buahan dan zaitun. Pada tahun 1985, UNESCO memasukkan taman ini ke dalam list World Heritage Site. Taman ini dibuka setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga 7 malam. Tidak ada entrance fee.
10. Le Palmeraie
|
Le Palmerie |
Le Palmerie merupakan oasis di tengah gurun yang terletak di batas luar kota Marrakesh, jauh dari hiruk pikuk. Di oasis seluas 13 ribu hektar ini terdapat ribuan pohon palm yang tumbuh di atas gurun pasir. Di sini juga terdapat beberapa international hotel, resort, spa, hingga padang golf. Jadi di antara semua wisata di Marrakesh, tempat wisata inilah yang paling mahal. Tetapi wisatawan yang datang ke oasis ini umumnya hanya ingin menikmati wisata
nomadic dengan mengendarai unta (
camel ride) atau dengan
quad bike.
Nah teman-teman, demikianlan informasi Wisata
Marrakesh, kota klasik di kaki Pegunungan Atlas,
Maroko. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di trip yang lain!
Artikel Terkait:
Baca Juga:
Keren2 ya ...
BalasHapusIdealnya berapa lama sih kesana? en kapan best time ke Maroko?
Udah gitu,,,....mesti berhijab ga sih kalo ksana?
Thank you
Makasih ya udah berkunjung ke blog ini. Kalo best time, semua waktu baik kecuali pas musim panas, bulan Juli, soalnya saat itu cuaca lagi panas2nya. Kalo berapa lama, itu tergantung budget & pribadi masing2. Kalo soal hijab, setau saya gak wajib pake hijab.
HapusAssalaamualaikum, mbak Mia ^_^
BalasHapusDari Sby (Indonesia), penerbangan LCC ke Maroko apaan ya? Atau dr KUL?